BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN MEDAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

PENGUJIAN BENIH AREN (Arenga pinnata)

Diposting     Rabu, 17 Mei 2023 11:05 am    Oleh    Admin2 BBPPTP Medan



Erjanita Tambunan  (Pengawas Benih Tanaman)

PENDAHULUAN

Upaya untuk mempercepat regenerasi tanaman aren adalah dengan mengatasi sulitnya perkecambahan benih aren yang bersifat dorman. Benih aren sangat lambat berkecambah dan jumlah benih yang berkecambah dalam waktu tertentu sangat sedikit. Secara alami biji aren memiliki masa dormansi yang cukup lama, bervariasi dari 1 – 12 bulan disebabkan oleh kulit biji yang keras dan impermeabel sehingga menghambat terjadinya imbibisi air ke dalam biji. Dormansi biji aren juga dapat disebabkan oleh adanya zat inhibitor perkecambahan seperti ABA, kematangan embrio yang belum sempurna dan faktor genetis tanaman aren.  Kondisi tersebut mengharuskan dilakukan penelitian yang bertahap dan berkesinambungan untuk menemukan cara yang tepat meningkatkan jumlah kecambah dan mempercepat perkecambahan aren.

Berbagai hasil penelitian memberikan indikasi kuat bahwa dormansi benih aren dapat diatasi bila diberi perlakuan kombinasi fisik dan kimia. Secara kimia pemecahan dormansi dilakukan dengan perendaman dalam asam kuat encer (skarifikasi kimia). Asam kuat seperti asam sulfat (H2SO4) sangat efektif untuk mematahkan dormansi pada biji yang memiliki struktur kulit keras. Perlakuan ini memungkinkan air masuk kedalam benih untuk memulai berlangsungnya proses perkecambahan benih.

BAHAN DAN METODE

Pengujian benih aren di laboratorium BBPPTP Medan dilaksanakan selama 2 (dua) bulan. Parameter uji adalah daya berkecambah benih. Pengujian disusun secara rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial. Perlakuan pengujian daya berkecambah  adalah media tumbuh benih aren sebagai berikut :   M0 = media pasir,  M1 = media sekam padi,  M2 = media serbuk gergaji,  M3 = media cocopeat (sabut kelapa). Media tumbuh tersebut masing-masing dimasukkan kedalam bak perkecambahan plastik.

Pada setiap perlakuan terdapat 4 (empat) ulangan dan setiap ulangan berisi 25 butir benih/biji aren. Apabila hasil uji berbeda nyata/sangat nyata dilanjutkan dengan uji beda rata BNT 5% dan 1%.

Benih aren dipilih adalah benih unggul yang berwarna hitam mengkilap dengan ukuran yang seragam sebagai bahan pengujian.  Seluruh benih yang akan diuji-kan terlebih dahulu direndam didalam larutan asam sulfat pekat yang diencerkan menjadi 10%.

Pengenceran asam sulfat pekat  dihitung dengan rumus : V1M1 = V2 M2

Benih aren yang akan di uji direndam didalam larutan asam sulfat (H2SO4(p)) 10% selama 30 menit, lalu dibilas dengan aquades.

Kelembaban media tumbuh dijaga dengan penyiraman aquades setiap hari sampai pengujian selesai. Pertumbuhan benih diamati setiap hari, kemudian dihitung daya berkecambahnya. Benih dikatakan normal apabila telah memiliki apokol dengan ukuran panjang minimal 3 – 5 cm.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengujian dengan perlakuan perendaman benih aren pada H2SO4 (p)(10%) selama 30 menit pada berbagai media dapat dilihat pada Tabel 1.

Dari Tabel 1, diketahui bahwa daya berkecambah benih aren tertinggi pada media tumbuh pasir, diikuti media serbuk gergaji, media sekam padi dan media cocopeat. Pada media pasir, rata-rata benih aren yang berkecambah 14 butir dari 25 butir yang ditanam atau dengan kata lain persentase perkecambahan sekitar 56%.  Pada media sebuk gergaji persentase perkecambahan sekitar 55%, pada media sekam padi 37%, dan pada media cocopeat sekitar 36,5%.

Sedangkan daya berkecambah benih aren pada perlakuan kontrol yang mana benih aren ditanam langsung di bak perkecambahan dengan media pasir rata-rata sebesar 11,375 butir dari 25 butir yang ditanam. Persentase perkecambahan benih aren tersebut sekitar 45,5%,  hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Daya berkecambah benih aren pada perlakuan kontrol ini lebih tinggi (45,5%) jika dibandingkan dengan benih aren yang menggunakan perlakuan dan ditanam pada media sekam padi (37%) maupun media cocopeat (36,5%).  Hal ini dapat diduga akibat sekam padi yang digunakan sebagai media adalah sekam padi yang baru dipanen dan belum mengalami pembusukan, sehingga air yang diberikan/disiramkan selama proses pengujian hampir tidak ada yang tertahan, padahal sebagaimana diketahui bahwa proses perkecambahan sangat membutuhkan air.  Demikian juga dengan cocopeat, tidak dapat menyimpan air dalam waktu yang lama sehingga mengakibatkan proses perkecambahan terhambat. Sekam padi dan cocopeat memiliki persentase ruang yang tinggi dan memiliki porositas yang tinggi sehingga kelembaban pada media ini tidak cukup terpenuhi untuk terjadinya proses perkecambahan.  Benih perlu menyerap sejumlah tertentu air sebelum memulai perkecambahannya.

Menurut Sutopo (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan benih diantaranya air, gas, suhu, cahaya dan media.  Media perkecambahan adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi perkecambahan benih.  Penggunaan media perkecambahan yang tepat akan memudahkan kecambah untuk menembus permukaan tanah.  Benih akan terhambat perkecambahannya pada tanah yang padat, karena benih berusaha keras untuk dapat menembus ke permukaan tanah.

Dari hasil uji daya berkecambah benih aren sesuai Tabel 1 diatas, dilanjutkan dengan uji statistik menggunakan Tabel ANOVA (Analysis of Variance) untuk menguji perbedaaan daya berkecambah benih pada setiap media tumbuh.

Dari Tabel 3 diatas diketahui bahwa terdapat perbedaan yang nyata (*) diantara media tumbuh benih aren.  Hal ini dapat dilihat dari F hitung (4,399) > F.05 (2,947).  Untuk menentukan media tumbuh yang paling potensial diantara ke-empat-nya maupun media tumbuh yang memiliki potensi yang sama untuk perkecambahan benih aren, maka dilanjutkan dengan uji BNT 5% seperti terlihat pada Tabel 4.

Dengan BNT 5% maka diketahui bahwa media pasir memiliki potensi yang sama dengan media serbuk gergaji untuk perkecambahan benih aren dan berbeda nyata dengan media sekam padi dan cocopeat.  Media terbaik untuk perkecambahan benih aren adalah media pasir.  Hal ini disebabkan pasir memiliki aerasi dan drainase yang baik sehingga memudahkan sirkulasi oksigen pada media.

KESIMPULAN DAN SARAN

  1. Media tumbuh terbaik untuk perkecambahan benih aren adalah media pasir.
  2. Pengunaan asam sulfat encer (10%) selama 30 menit dapat mempercepat proses perkecambahan benih aren.
  3. Perlu penelitian lanjutan penggunaan asam-asam keras guna pematahan dormansi pada benih aren.

DAFTAR PUSTAKA

ISTA (International Seed Testing Association). 2010. Determination of Moisture  Content. Zurich.Switzerland.

Kepmentan RI Nomor 79/Kpts/KB.020/5/2019 tentang Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Aren.

Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Edisi Revisi. Yogyakarta : Kanisius.

Sutopo, L. 2004. Teknologi Benih (Edisi Revisi). Cetakan 6. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.


Bagikan Artikel Ini