LALAT TENTARA HITAM (Hermetia illucens, Diptera: Stratiomyidae) SEBAGAI BIOKONVERSI SAMPAH ORGANIK UNTUK MEMPERBAIKI KESUBURAN TANAH
Diposting Senin, 30 Oktober 2023 09:10 amWahyunita (POPT Ahli Muda) dan Namsen S.S. Girsang (POPT Ahli Madya)
Tanah merupakan bahan yang tersusun dari mineral padat yang tidak terikat secara kimiawi dan dapat tersusun dari bahan organik yang membusuk. Kesuburan tanah merupakan kapasitas yang dimiliki oleh tanah untuk menghasilkan produk tanaman berdasarkan komoditas yang sesuai. Perubahan status kesuburan tanah yang disebabkan oleh iklim dapat mempengaruhi beberapa faktor, yaitu 1) sifat genetika tanaman; 2) keadaan lingkungan; dan 3) keadaan media tanah. Penggunaan tanah sesuai dengan kemampuannya merupakan faktor penting dalam bidang pertanian, karena apabila memaksakan kemampuan tanah maka dapat berdampak pada pertumbuhan tanaman.
Penelitian mengenai kandungan kimia dalam tanah telah banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu (Siswanto, 2019; Nurmegawati et al., 2012; Agustina et al., 2020; Manurung et al., 2022). Hasil penelitian mengenai kandungan zat hara tanah yang meliputi N, P, dan K terhadap produktivitas tanaman berada pada status rendah dapat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman (Agustina et al., 2020). Kandungan zat hara tanah dengan status rendah dapat disebabkan karena dosis pupuk yang diberikan oleh petani kurang tepat sehingga unsur parameter kimia yang ada dalam tanah tidak stabil (Nurmegawati et al., 2012).
Salah satu usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kesuburan tanah adalah dengan melakukan pemupukan menggunakan pupuk organik. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan dan/atau limbah organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan
bahan mineral dan atau mikroba. Pupuk organik bermanfaat meningkatkan kandungan unsur hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Sumber bahan baku yang dapat dijadikan pupuk organik adalah semua bahan organik, di antaranya berupa sayuran dan buah-buahan yang berasal dari sampah rumah tangga dan sampah pasar tradisional.
Maggot adalah larva atau belatung lalat tentara hitam atau black soldier fly (BSF) (Hermetia illucens). Serangga ordo Diptera ini memiliki ukuran imago 2-3,5 cm dan terlihat seperti lebah. Lalat prajurit hitam memiliki siklus hidup lengkap dengan tahap telur, larva, pupa, dan imago. Proses metamorfosis lalat prajurit hitam berlangsung sekitar 30 hari (Van Huis dan Tomberlin, 2017). Spesies ini sangat efektif memakan sampah organik rumah tangga, seperti buah-buahan, sayuran, darah binatang dan jenis lainnya. Larva BSF banyak ditemukan di tempat pembuangan sampah, di mana larva BSF hidup dengan memakan sampah. Metode pengurangan sampah dengan bantuan larva BSF dapat disebut dengan metode biokonversi sampah.
Sumber: insectsforbirds.be dan Compas.com
Gambar 1. Larva dan imago Hermetia illucens
Dalam proses biokonversi sampah larva menyerap nutrisi dari sampah organik menjadi biomassa larva BSF. Menurut Hakim et al. (2017) larva BSF dapat mengurangi sampah ikan tuna sebesar 77,09 % dengan laju kasgot yang dihasilkan sebesar 60 mg/larva/hari. Hasil kotoran larva BSF berupa kasgot (bekas maggot) memiliki pH 7,78 dan kadar unsur N mencapai 3,36%.
Di Cina pengomposan dengan maggot dianggap sebagai alternatif berkelanjutan untuk pengelolaan kotoran babi untuk menghasilkan pupuk organik dan belatung berkualitas tinggi sebagai pakan ternak (Zhu et al., 2020). Larva lalat tentara hitam juga telah diidentifikasi sebagai spesies yang dapat menghasilkan protein dan lemak secara massal. Larva BSF juga sangat tinggi akan nilai protein dan nutrisinya, sehingga dapat digunakan sebagai pakan ternak seperti ayam dan ikan. Sehingga memiliki nilai ekonomis tinggi dan dapat diperjual belikan.
Menurut Sastro (2016) proses biokonversi yang dilakukan oleh lalat BSF lebih baik dibandingkan cacing. Larva BSF dapat mengeluarkan beberapa senyawa bakterial yang dapat berperan untuk melindungi dari mikroba berbahaya yang mengganggu tanaman. Larva ini sama sekali tidak berbahaya dan membantu mempercepat dekomposisi (Jemie, 2022). Setelah dicerna oleh larva BSF, bahan organik akan menjadi kasgot yang mengandung 41.2% N, 32.4% P dan 77.1% K (Sarpong et al., 2018). Selain unsur hara, kasgot juga kaya akan asam amino, enzim, mikroorganisme dan hormon yang tidak ditemukan pada pupuk organik lainnya. Proporsi kasgot sebanyak 20% pada media tanam terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat (Setti et al., 2019).
Menurut Indawan (2009) pemanfaatan limbah di samping mempunyai nilai ekonomis juga mempunyai arti penting bagi lingkungan. Kasgot berperan penting secara tepat guna dan terpadu menuju lingkungan yang ramah. Pemanfaatan kasgot dapat mengurangi pencemaran, memperbaiki struktur dan tekstur tanah, memperbaiki daya ikat air tanah, memperbaiki airase dan drainase dalam tanah, menambah energi bagi mikroba, menyediakan hormon dan vitamin, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen. Proses penguraian dapat dilakukan dengan sempurna dan menghasilkan unsur hara serta senyawa organik yang dibutuhkan bagi tanaman.
Penelitian yang dilakukan oleh Edyson et al. (2023) mengenai kasgot dari lalat tentara hitam menunjukkan bahwa hasil analisa hara kasgot telah memenuhi syarat SNI dan PTM, kecuali C-org sedikit melebihi standar yang ditetapkan. Kasgot tidak mengandung logam berat Cd dan mengandung minimum logam berat Pb, Fe dan Zn. Kandungan cemaran bakteri Escherichia coli rendah yaitu kurang dari 3.00 MPN/g dan tidak mengandung Salmonella sp.
Kasgot berbentuk padat, tidak berbau dan kaya akan unsur hara. Unsur hara yang terdapat dalam kasgot dapat memperbaiki kesuburan tanah, baik itu kesuburan kimia, biologi, dan fisika, sehingga membuat menyeimbangkan dan dapat menyuburkan tanah. Dortmans et al., (2017) menjelaskan bahwa kasgot proses pengolahan dengan BSF merupakan bahan yang mirip dengan kompos mengandung nutrisi dan bahan organik. Saat kasgot digunakan di dunia pertanian dapat membantu mengurangi penipisan unsur hara tanah. Bekas maggot kaya akan asam amino, enzim, mikroorganisme dan hormon yang tidak ditemukan pada pupuk organik lainnya, sehingga membuat tanaman lebih subur.