BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN MEDAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

PELEPASAN PARASITOID Tetrastichus brontispae DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

Diposting     Senin, 09 September 2024 10:09 am    Oleh    Admin Balai Medan



Namsen Sartonedi S Girsang, Hilda Syafitri Darwis, Ida Roma Tio Uli Siahaan dan Sry Ekanitha Pinem (POPT BBPPTP Medan)

Brontispa sp. merupakan salah satu hama utama pada tanaman kelapa. Hama ini menggerek bagian pucuk/janur tanaman kelapa sehingga dapat menimbulkan kerusakan dan hambatan pertumbuhan terutama pada tanaman muda (TBM). Stadium larva dan imago Brontispa merupakan fase yang paling merusak karena memakan daun kelapa dengan cara menggerek daun di bagian janur. 

Salah satu pengendalian terhadap Brontispa sp. yang aman dan ramah lingkungan adalah dengan memanfaatkan musuh alami. Musuh alami yang diketahui dapat menekan serangan Brontispa adalah dengan memanfaatkan parasitoid pupa yaitu Tetrastichus. Pemanfaatan Tetrastichus dapat dilakukan dengan melepas parasitoid tersebut di pohon-pohon kelapa terserang terutama pada tanaman muda yang masih pendek.

Pelepasan parasitoid ini dilaksanakan pada kebun kelapa milik Bapak Anto yang terserang Brontispa seluas 0,6 ha di Desa Tapak Meriah Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara langsung menyurvei kebun kelapa yang terserang hama Brontispa. Pelepasan parasitoid ini dilakukan dengan menggunakan wadah pelepasan yaitu koker. Ke dalam satu buah koker  dimasukkan 8 (delapan) pupa terparasit. Parasitoid akan keluar dari tubuh pupa terparasit dan mencari sendiri inangnya yaitu pupa-pupa di janur kelapa terserang merupakan mekanisme parasitoid dalam menekan populasi Brontipa.

Pupa terparasit yang dimasukkan ke dalam koker merupakan pupa-pupa hasil pengembangan parasitoid di laboratorium. Pada lahan seluas 1 ha dapat dipasang koker sebanyak 5 buah dengan titik pelepasan di empat sudut dan satu di tengah. Diharapkan parasitoid yang dilepaskan dapat bertahan di alam dan mampu memparasit pupa Brontispa yang menyerang tanaman kelapa. Idealnya pelepasan parasitoid ini dapat dilakukan sebanyak 3-4 kali dalam setahun sehingga evaluasi penurunan populasi  Brontispa yang dikendalikan parasitoid dapat dilaksanakan.

Gambar 1. Pelepasan parasitoid Tetrastichus di Desa Tapak Meriah Kecamatan Silinda Kab. Serdang Bedagai

Selain melakukan pelepasan Tetratischus tim juga melakukan eksplorasi parasitoid dan inangnya dari tanaman kelapa lain yang terserang Brontispa. Eksplorasi dilaksanakan dengan mengambil janur kelapa yang didalamnya terdapat telur, larva dan pupa Brontispa lalu dibawa ke laboratorium untuk dikembangkan. Hasil pengembangan parasitoid tersebut dapat dilepas kembali ke kebun kelapa terserang Brontispa.

Gambar 2. Eksplorasi starter Tetrastichus dan Brontispa


Bagikan Artikel Ini