BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN MEDAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

BBPPTP MEDAN MELAKUKAN EKSPLORASI PARASITOID Tetrastichus brontispae SEBAGAI MUSUH ALAMI HAMA Brontispa PADA TANAMAN KELAPA DI KABUPATEN LANGKAT DAN DELI SERDANG

Diposting     Jumat, 31 Mei 2024 07:05 am    Oleh    Admin Balai Medan



Desianty Dona Normalisa Sirait, Sry Ekanitha Pinem, Kristina Renawati Turnip, dan Iin Suwita (POPT BBPPTP MEDAN)

Kegiatan eksplorasi ini dilakukan dalam rangka mendapatkan parasitoid Tetrastichus brontispae yang merupakan musuh alami dari hama Brontispa. Brontispa ini merupakan salah satu hama penting dari tanaman kelapa, yang menyerang janur/pucuk. Kumbang dan larva Brontispa menggerek daun muda, di mana bekas gerekan ini menyebabkan daun berwarna coklat, dan mongering, dan apabila daun muda membuka, gejalanya seperti terbakar  Selain dapat menimbulkan kerusakan dan juga dapat menghambat pertumbuhan terutama pada tanaman muda (TBM).

Kegiatan ini merupakan lanjutan kegiatan sebelumnya yang pernah  dimuat di website BBPPTP Medan, karena belum diperolehnya parasitoid di eksplorasi sebelumnya, sehingga eksplorasi dilakukan kembali di Kabupaten yang sama tetapi di desa yang berbeda. Pencarian Brontispa yang terserang parasitoid bertujuan untuk pemeliharaan Tetrastichus di laboratorium.

Pencarian starter parasitoid Brontispa dapat diperoleh dari pupa Brontispa yang terparasit secara alami di lapangan. Pencarian pupa terparasit dilakukan dengan cara mencari pohon-pohon kelapa terserang Brontispa di kebun-kebun milik petani yang dikunjungi. Eksplorasi parasitoid di Kabupaten Langkat dilakukan di Desa Pematang Cengal Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat dan di Kabupaten Deli Serdang dilakukan di Desa Tangkahan Baru Kecamatan Namo Rambe Provinsi Sumatera Utara.

Pucuk tanaman yang terserang Brontispa dilihat dari gejala serangan berupa pucuk atau janur kelapa yang terlihat ada gerekan berwarna coklat tua hingga kehitaman. Serangan lama terlihat dari daun pucuk yang sudah terbuka, kering dan tampak seperti terbakar. Janur kelapa terserang kemudian dipotong dengan menggunakan pisau/cutter. 

Pemotongan janur dilakukan tanpa mengenai titik tumbuh kelapa agar pertumbuhan kelapa tidak terganggu. Janur yang dipotong kemudian diletakkan dan dibungkus di dalam kertas lalu diikat agar larva, pupa atau telur yang di dalam pucuk tidak terjatuh. Selanjutnya bungkusan berisi pucuk terserang dibawa ke laboratorium.

Gambar 1. Pengambilan janur kelapa terserang Brontispa di Kabupaten Langkat

Gambar 2. Pengambilan janur kelapa terserang Brontispa di Kabupaten Deli Serdang

Larva, telur, pupa dan imago yang terdapat di dalam bungkusan dari lapangan segera dipisahkan dan dipindahkan ke dalam kotak-kotak pemeliharaan yang ada di laboratorium. Pupa yang diduga terparasit maupun sehat yang ditemukan di dalam janur kemudian dipisahkan ke dalam tabung reaksi/testtube. Pupa ini dibiarkan dan diamati setiap hari untuk melihat apakah ada pupa yang terinfeksi secara alami sehingga dapat menjadi starter parasitoid.

Gambar 2. Pemeliharaan dan penyortiran larva, pupa sehat dan pupa terparasit dari lapangan di laboratorium

Gambar 3. Pupa-pupa terparasit yang ditemukan dari lapangan


Bagikan Artikel Ini