PENGELOLAAN PENYAKIT TERPADU TANAMAN PERKEBUNAN
Diposting Rabu, 07 Juni 2023 06:06 pmNamsen S S Girsang,SP (POPT Ahli Muda), Eli Paska Siahaan.SP.MP (POPT Ahli Muda)
Dalam pelaksanaan budidaya tanaman produksi tanaman akan semakin meningkat apabila dilakukan secara optimal, namun tidak tertutup kemungkinan produksi dapat mengalami penurunan akibat adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Organisme penganggu tanaman (OPT) merupakan faktor pembatas produksi tanaman di Indonesia baik tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan. Organisme pengganggu tanaman dapat dibagi menjadi tiga yaitu hama, penyakit dan gulma. Khusunya penyakit tanaman akan menimbulkan adanya gangguan fisiologis pada tanaman, gejala gangguan ini dapat disebabkan oleh serangan cendawan, bakteri, fitoplasma, virus, viroid, nematoda dan tumbuhan tingkat tinggi. Perkembangan penyakit tanaman sangat dipengaruhi oleh dinamika iklim. Tidak heran jika pada musim hujan banyak pemasalahan yang timbul pada tanaman yang disebabkan penyakit sebagai contoh adalah penyakit kresek dan blas pada tanaman padi.
Dimulai revolusi Industri hingga saat ini penggunaan dan pemakaian senyawa kimia dengan daya bunuh dan daya hambat tinggi cenderung meningkat dari waktu ke waktu sejalan sesuai dengan pola peningkatan kebutuhan produk pertanian dunia , meskipun selektif dalam penggunaan bahan aktifnya. Selain itu kebutuhan pangan dan kebutuhan produk yang memanfaatkan tanaman pertanian semakin meningkat. Para ahli dan pemerhati pertanian serta lingkungan memahami adanya kecenderungan yang kurang menguntungkan akibat hal tersebut. Berbagai riset telah dilakukan untuk menemukan alternatif pestisida kimia berbahaya terus ditumbuh- kembangkan. Namun membutuhkan waktu yang panjang untuk memperbaiki keadaan. Sementara itu jauh lebih banyak individu-individu maupun kelompok serta pihak-pihak pemangku kepentingan belum menyadari akan pentingnya pemahaman tentang integrated pest management (IPM) dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu maka penting di sosialisasikan tentang pengelolaan penyakit tanaman agar efek residu bahan kimia pada tanaman dapat diminimalisir. Beberapa hal yang dapat dilakukan didalam pengelolaan penyakit tanaman Perkebunan yaitu :
- Memahami Ekologi Penyakit
Ekologi penyakit adalah Hubungan timbal balik yang terjadi antara organisme pathogen dengan ligkungannya baik biotik maupun abiotic.
Faktor biotik dalam ekologi penyakit
- Daya reproduksi pathogen, adalah kemampuan organisme pathogen dalam mereproduksi dan melakukan perkembangbiakan. Virulensi dan kemampuan reproduksi akan mempengaruhi keseimbangan dalam eksistem penyakit. Kemampuan reproduksi yag tinggi dapat menimbukan kejadian penyakit yang parah dan massif sehingga dapat menghancurkan pertanaman pertanian
- Daya survivalitas dan penyebaran pathogen
- sumber nutrisi (kuantitas dan kualitas) yang dalam hal ini adalah kesesuaian dan nilai gizi yang terkandung dalam tubuh tanaman (daun, batang akar, buah, bunga) dan bahan organic berupa biomassa atau berangkasan tanaman.
- Parasit, adalah organisme yang dapat menimbulkan peyakitdan/atau memparasitasi pathogen penyebab penyakit.
- Kompetitor; yaitu jenis organisme lain yang tumbuh dalam habitat yang sama dengan niche yang bisa sama ataupun berbeda
- Vektor; banyak jenis serangga menjadi vector pathogen
Faktor abiotik yang mempengaruhi kehidupan suatu organisme ditentukan oleh :
- Suhu
- Curah Hujan
- Kelembaban Udara (RH)
- Sinar Matahari
- Angin
- Epidemiologi dan Peramalan Penyakit
Banyak kejadian penyakit tanaman tertentu berbeda intensitas dan luas serangannya antara di suatu pulau dengan pulau lainnya, di suatu provinsi dengan provinsi lainnya. Bahkan di kawasan yang berdekatan, misalnya di dalam satu kabupaten bisa berbeda intensitasnya. Sementara itu dari suatu waktu ke waktu tertentu yang berarti terdapat perbedaan rata-rata kondisi lingkungan, sering menunjukkan intensitas yang berbeda.
Epidemiologi adalah ekologi penyakit dan aplikasi praktisnya dalam pengelolaan penyakit. Epidemiologi berkaitan dengan aspek kuantitatif penyakit pada tingkat individu populasi, dan ekosistem. Oleh karena itu maka memahami bagaimana penyakit pada tiap tingkatan tersebut berubah menurut waktu dan ruang merupakan merupakan hal yang penting (kritis) dalam upaya untuk mengendalikan penyebarannya. Peramalan peyakit adalah suatu istilah dalam memprediksi status serangan penyakit tanaman tertentu dengan memanfaatkan model epidemiologi yang dibangun dari hasi penelitian atau hasil penghitungan hubungan antara pertubuhan intensitas serangan penyakit dengan komponen epidemic yang diukur dalam periode tertentu. Untuk menentukan status serangan penyakit pada suatu waktu tertentu, diperlukan data lingkungan yang memadai terutama: suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, lama penyinaran matahari, serta kepadatan spora di udara (untuk soil borne disease). Selain itu diperlukan juga informasi eksistensi inang alternatif sebagai sumber inoculum. Berdasarkan data ini maka dapat diramalkan kapan akan munculnya penyakit
- Pemanfaatan Musuh Alami
Musuh alami juga menjelaskan
status kehidupannya yang berada di alam. Organisme yang selama ini dikenal
memparasit, bersaing untuk mendapatkan ruang dan makanan, menghambat, dan
mempredasi pathogen terdapat di lingkungan pertanian atau di alam. Berdasarkan
taksonomi musuh alami dibedakan atas: jamur, bakteri, nematode, dan virus. Dari
kempat macam musum alami tersebut, jenis jamur dan bakteri paling banyak
dikenal dan dimanfaatkan sebagai musuh alami dalam praktek budidaya pertanian.
Jenis jamur yang banyak digunakan sebagai musuh alami dan dimanfaatkan
yaitu dari spesies dari genus tertentu,
di antaranya Trichoderma, Aspergillus.Sedangkan jenis bakteri yang berpotensi
dan sudah banyak dimanfaatkan sebagai alernatif pengendalian menggunakan bahan
kimia sitentis dan saat ini banyak dikampanyekan oleh banyak pihak adalah
Bacilus subtiis
- Teknik Pengamatan Penyakit
Kegagalan dalam mengatasi serangan penyakit tanaman di antaranya disebabkan oleh kesalahan dalam mendeterminasi karakteristik penyakit. Pelaksana pengendalian tidak punya ukuran intensitas serangan yang seharusnya sudah diantisipasi. Lebih diperparah apabila gejala dan jenis penyakit tidak diketahui.Oleh karena itu pengamatan sangat diperlukan dalam pengelolaan penyakit. Dalam Teknik pengamatan penyakit maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
- Pengamatan Gejala penyakit
- Teknik pengambilan sampel
- Teknik Penilaian intensitas seranga
- Pemanfaatan data hasil pengamatan
- Determinasi Patogen
- Penyusunan Program Pengelolaan Penyakit
- Prinsip Pengelolaan
Ada beberap prinsip yang harus menjadi pertimbangan dalam penyusunan program pengelolaan dan pelaksanaan pengendalian penyakit :
- Pemanfaatan mekanisme ketahanan tanaman
- Pemanfaatan agensia biokontrol.
- Pemanfaatan teknik pengendalian secara agronomis
- Aplikasi pestisida nabati
- Aplikasi pengendalian fisik dan mekanik
- Aplikasi pestisida kimia sintetis toksik
- Pengintegrasian semua metode pengendalian
- Strategi Pengelolaan
Dasar pertimbangan yang digunakan dalam penentuan program pengelolaan penyakit
- Karakteristik Lahan dan ekosistem yang melingkupnya;
- Riwayat/informasi gangguan hama-penyakit di area lahan dan sekitarnya;
- Komoditas yang ingin dikembangkan
- Sumberdaya produksi yang dimilik
- Anggaran biaya usaha dan proyeksi program pengendalian
- Kemampuan teknis
- SDM
- Konservasi Agroekosistem
Konservasi agroekosistem berarti mengindikasikan terpiliharanya keseimbangan relatif antarkomponen eksistem lahan pertanian dan sekitarnya yang mampu menjaga keberlanjutan produksi tanaman sesuai potensi genetic tanaman yang dibudidayakan
- Aplikasi Pengelolaan Penyakit Tanaman Perkebunan
Tindakan pengendalian yang ditujukan pada tempat tumbuh atau di mana terjadi interaksi antara inang dan patogen; dalam tindakan ini juga termasuk memodifikasi komponen ekosistem atau komunitas tanaman di area tempat budidaya atau tempat dilakukannya kegiatan produksi. Beberapa tindakan yang memodifikasi dan atau memanipulasi lingkungan tempat tumbuh adalah meliputi:
- Membuat tanaman campuran yaitu dengan mengatur komposisi, jarak tanaman, dan pemilihan jenis campuran sehingga dapat dihasilkan tanaman yang tahan terhadap penyakit;
- Mengatur jarak tanam dari tegakan sedemikian rupa sehingga menghasilkan keadaan yang merugikan terhadap kehidupan patogen;
- Melakukan penjarangan atau pemotongan/pemangkasan tanaman yang sakit atau terancam sakit agar dapat menghasilkan kondisi tanaman yang tidak disenangi pathogen misalnya mengurangi kelembaban di bawah tajuk sehingga dapat menghambat infeksi patogen;
- Mengatur naungan terutama pada naungan persemaian agar intensitas sinar matahari masukdan kelembaban udarapun dapat diatur, hingga patogen tidak menyukainya;
- Pergiliran tanaman yaitu dilakukan dengan mengadakan pergiliran jenis tanaman sehingga patogen yang ada pada suatu waktu tertentu akan hilang inangnya hingga patogenpun ikut mati, tertekan, atau tereliminasi;
- Mengatur drainase atau aliran air seperti selokan/parit dan saluran irigasi sehingga maka kelembaban udara yang relatif tinggi sebagai akibat genangan air dapat dihindari; hal ini akan mengurangi serangan patogen.
- Aplikasi agensia hayati.
- Aplikasi pestisida nabati
- Pemupukan yang seimbang
- Penggunaan cara lain yang memungkinkan
Dengan menggunakan hal tersebut diatas maka pengelolaan penyakit tanaman terpadu akan dapat berjalan dengan baik dan dapat meminimalisir penggunaan pestisida.
Referensi :
Sutarman. 2017. Dasar-dasar ilmu peyakit tanaman. UMSIDA Presss. 2017.
Wiyono. S, 2007. Perubahan Iklim dan Ledakan hama dan penyakit tanaman, Makalah disampaikan pada Seminar Sehari tenttang Keanekaragaman Hayati Ditengah Perubahan Iklim Tantangan Masa Depan Indonesia, Diselenggarakan Oleh KEHATI.