STUDI PERKECAMBAHAN BENIH KOPI LIBERIKA (Coffea sp)
Diposting Kamis, 30 Maret 2023 12:03 pmErjanita Tambunan
Salah satu faktor penentu keberhasilan pengembangan kopi adalah adanya dukungan ketersediaan bahan tanam unggul dan bermutu. Penggunaan bahan tanam kopi harus menggunakan benih unggul yang telah dilepas dan ditetapkan oleh Menteri Pertanian. Beberapa jenis benih kopi unggul yang telah dilepas dan ditetapkan oleh Menteri Pertanian adalah kopi arabika varietas Sigarar Utang, kopi Liberika varietas Liberoid Meranti-1 (LIM 1) dan varietas Liberoid Meranti-2 (LIM 2). LIM 2 merupakan varietas unggul kopi liberika spesifik lahan gambut hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yang telah disetujui sebagai benih bina pada tanggal 26 Januari 2016
Uji daya berkecambah paling umum digunakan untuk menentukan viabilitas benih dan merupakan indeks viabilitas yang berguna walaupun ada beberapa keterbatasannya sebagai pengukur mutu benih. Selama ini laboratorium perbenihan BBPPTP Medan hanya terbatas melakukan pengujian daya berkecambah benih terhadap benih kopi arabika varietas sigarar utang, terhadap benih kopi lainnya belum pernah dilakukan pengujian daya berkecambah.
Oleh karena itu, laboratorium bermaksud melakukan studi terhadap perkecambah benih kopi liberika varietas Liberoid Meranti-1 (LIM 1) dan Liberoid Meranti-2 (LIM 2), yang dibandingkan dengan perkecambahan benih kopi arabika varietas Sigarar Utang. Pengamatan terhadap uji daya berkecambah kopi arabika varietas Sigarar Utang dilakukan selama 21 hari, untuk itu studi ini akan melihat lamanya waktu yang dibutuhkan oleh kopi liberika varietas Lim 1 dan Lim 2 untuk dapat berkecambah maksimal.
Hasil pengujian mutu benih di Laboratorium ini diharapkan menjadi masukan dan acuan bagi BBPPTP Medan khususnya laboratorium benih dan konsumen pengujian benih dalam melaksanakan pengujian daya berkecambah benih kopi liberika.
BAHAN DAN METODE
Studi perkecambahan benih kopi liberika varietas Lim 1 dan Lim 2 dilakukan di laboratorium BBPPTP Medan, berlangsung selama 1 (satu) bulan. Benih kopi liberika varietas Lim 1 dan Lim 2 yang digunakan berasal dari Pohon Induk Terpilih (PIT) milik kelompok tani di.Kepulauan Meranti Provinsi Riau, kopi arabika varietas Sigarar Utang diambil dari PIT kebun Awaluddin Sitompul di Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara.
Percobaan non faktorial menggunakan rancangan acak lengkap dengan 15 ulangan. Setiap ulangan ditanam 25 butir benih. Perlakuan pengujian sebagai berikut :
K0 : benih kopi arabika disemai selama 21 hari (sebagai kontrol)
K1 : benih kopi liberika Lim 1 disemai 21 hari, dilanjutkan sampai 30 hari
K2 : benih kopi liberika Lim 2 disemai 30 hari, dilanjutkan sampai 30 hari
Buah kopi yang dipetik dari batangnya merupakan buah kopi yang matang fisiologis ditandai dengan warna merah ataupun kemerahan, buah tidak cacat dan tidak terserang hama/penyakit. Buah kopi dimasukkan kedalam mesin penggilingan untuk memisahkan kulit buah dari bijinya. Selesai digiling, biji-biji kopi tersebut diambil, dicuci bersih dan digosok-gosok dengan air bersih agar lendir yang permukaannya hilang . Lalu biji tersebut direndam selama 1 malam didalam bak plastik berisi air bersih. Keesokan harinya biji biji kopi tersebut kembali digosok sampai bersih dari lendir dipermukaan kemudian dikering anginkan selama 3 hari. Benih kopi yang telah dikeringkan dibawa ke Laboratorium untuk dilakukan pengujian daya berkecambah benih. Benih kopi arabika dan liberika yang akan di uji terlebih dahulu dikupas kulit tanduknya untuk mempercepat proses perkecambahannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengujian daya berkecambah benih kopi arabika dan liberika yang dilaksanakan di Laboratorium sebagai berikut :
Tabel 1. Perkecambahan Beberapa Varietas Benih Kopi Pada Pengamatan 21 HST
Varietas Jumlah Benih yang Berkecambah per Ulangan (butir) Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
LIM 1 22 19 19 20 21 16 16 17 13 15 17 22 21 19 19 276
LIM 2 18 16 18 14 17 12 13 18 15 18 20 12 17 19 19 246
S.Utang 22 24 24 24 22 23 25 22 22 25 23 23 24 24 24 351
Total 62 59 61 58 60 51 54 57 50 58 60 57 62 62 62 873
Dari Tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata perkecambahan benih kopi arabika Sigarar Utang pada pengamatan 21 hari setelah tanam merupakan yang tertinggi yaitu 23,4 butir per ulangan dibanding dengan kopi liberika Lim 1 (18,4 butir per ulangan) maupun Lim 2 (16,4 butir per ulangan).
Pengujian perkecambahan benih dilanjutkan sampai 30 hari, data hasil pengujian perkecambahan benih kopi liberika 30 hari setelah tanam sbb :
Tabel 2. Perkecambahan Benih Kopi Pada Pengamatan 30 HST
Varietas Jumlah Benih yang Berkecambah per Ulangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total
LIM 1 25 24 22 24 22 22 21 22 24 20 21 23 23 22 21 336 22,4
LIM 2 22 21 25 23 22 22 24 22 21 21 21 24 23 23 24 338 22,5
S.Utang 22 24 24 24 22 23 25 22 22 25 23 23 24 24 24 351 23,4
Dari Tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata perkecambahan benih kopi arabika sigarar utang pada pengamatan 30 HST sama dengan pengamatan pada 21 HST yaitu rata-rata 23,4 butir per ulangan. Pertambahan jumlah benih kopi arabika yang berkecambah selama 9 hari berikutnya tidak ada. Sedangkan untuk jenis kopi liberika (Lim 1 dan Lim 2), dengan bertambahnya hari pengamatan / hari perkecambahan maka jumlah benih berkecambah semakin banyak. Liberika Lim 1 rata-rata benih berkecambah sebanyak 22,4 butir per ulangan, Liberika Lim 2 rata-rata benih berkecambah sebanyak 22,5 butir per ulangan.
Tabel 3. Anova Daya Berkecambah Benih Kopi 30 HST
SK | dB | JK | KT | F.Hit | F.05 | F.01 | |
Perlakuan | 2 | 8,84 | 4,42 | 2,77tn | 2,86 | 3,82 | |
Galat | 42 | 66,93 | 1,59 |
Dari Tabel 3 diatas diketahui bahwa F hitung < F.05 < F.01 yang berarti terdapat tidak ada perbedaan yang nyata diantara ketiga perlakuan. Kopi liberika pada pengamatan 30 hari setelah tanam menghasilkan rata-rata perkecambahan benih yang tidak berbeda dengan kopi arabika pada pengamatan 21 hari.
Pada kopi liberika terjadi peningkatan jumlah benih yang berkecambah apabila pengamatan daya berkecambah dilakukan sampai 30 hari. Hal ini diduga adanya dormansi pada biji. Biji kopi pada dasarnya bukanlah benih rekalsitran tetapi juga bukan benih ortodoks. Biji kopi masih memiliki masa dormansi walaupun tidak terlalu lama. Permukaan biji yang lebih keras pada kopi liberika menyebabkan proses imbibisi dan masuknya oksigen kedalam benih berlangsung lebih lama.
Daya berkecambah benih kopi liberika (Lim1 dan Lim 2) diperoleh maksimal setelah 30 hari tanam, sedangkan kopi arabika Sigarar Utang pada 21 hari setelah tanam.
Rata-rata daya berkecambah benih kopi arabika Sigarar Utang sebesar 23,4 butir, benih kopi liberika Lim 1 sebesar 22,4 butir, dan Lim 2 sebesar 22,5 butir.
KESIMPULAN DAN SARAN
- Daya berkecambah benih kopi liberika (Lim1 dan Lim 2) diperoleh maksimal setelah 30 hari tanam, sedangkan kopi arabika Sigarar Utang pada 21 hari setelah tanam.
- Rata-rata daya berkecambah benih kopi arabika Sigarar Utang sebesar 23,4 butir, benih kopi liberika Lim 1 sebesar 22,4 butir, dan Lim 2 sebesar 22,5 butir.
- Uji daya berkecambah benih secara statistika pada hari ke-30 untuk jenis arabika maupun liberika tidak berbeda nyata
Uji daya berkecambah benih secara statistika pada hari ke-30 untuk jenis arabika maupun liberika tidak berbeda nyata
DAFTAR PUSTAKA
- ISTA (International Seed Testing Association). 2010. Determination of Moisture Content. Zurich.Switzerland.
- Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 27 /Kpts/KB.020/05/2021 tentang Pedoman produksi, sertifikasi, peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Kopi
- Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Edisi revisi. Yogyakarta : Kanisius.