BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN MEDAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

MONITORING SERANGAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN KOPI DI KABUPATEN ACEH TENGAH

Diposting     Selasa, 28 Februari 2023 10:02 pm    Oleh    Admin2 BBPPTP Medan



Eli Paska Siahaan, SP., MP. dan Namsen Girsang, SP

Kabupaten Aceh Tengah sudah sejak lama dikenal sebagai penghasil Kopi Gayo. Kopi Gayo merupakan kopi specialty karena memiliki rasa dan aroma yang khas. Sebagai komoditas perdagangan, Kopi Gayo tidak saja memiliki pasar dalam negeri tapi telah memiliki pangsa pasar manca Negara. Sebagai komoditas perdagangan yang sudah memiliki pasar, maka produksi, produktivitas dan mutu Kopi Gayo haruslah terjaga dan dipertahankan. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi, produktivitas dan mutu Kopi Gayo adalah adanya serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) kopi.

Berdasarkan laporan Dinas Perkebunan Aceh Tengah pada tanggal 15 Februari 2023 ke BBPPTP Medan terdapat serangan OPT kopi berupa kumbang pemakan daun. Serangan OPT ini terjadi di Kecamatan Atu Lintang, Kabupaten Aceh Tengah dengan luas serangan 294 hektar. BBPPTP Medan segera menugaskan team   Brigade Proteksi Tanaman dan Klinik Tanaman melakukan monitoring serangan OPT tersebut dilapangan. BPT bersama sama dengan Klinik tanaman, PPL, Dinas Perkebunan Kabupaten Aceh Tengah melakukan monitoring di lokasi eksplosive OPT yaitu Kecamatan Atu lintang.

Monitoring serangan OPT kumbang pemakan daun kopi dilakukan pada tanggal 16–17 Februari 2023. Monitoring dilakukan di Desa Merah Pupuk/Merah Mege dan Desa Bintang Kekelip Kecamatan Atu Lintang. Kebun kopi sebagai petak pengamatan pelaksanaan monitoring di Desa Merah Pupuk/Merah Mege adalah kebun kopi milik Bapak Edi Siswanto anggota Kelompok Tani Antara Satu seluas 2 hektar dengan umur tanaman 3 tahun 6 bulan. Kebun kopi sebagai petak pengamatan di Desa Bintang Kekelip adalah kebun kopi milik Bapak Saparuddin anggota Kelompok Tani Maju Bersama seluas 2 hektar umur tanaman 4 tahun.

Hasil monitoring lapangan diperoleh data bahwa Kabupaten Aceh tengah berada pada ketinggian antara 200 meter diatas permukaan laut (mdpl)  sampai dengan 2.600 mdpl. Kecamatan Atu Lintang sebagai lokasi serangan OPT kumbang pemakan daun kopi berada pada ketinggian 1.200 mdpl sampai dengan 1.800 mdpl. Lokasi petak pengamatan di Desa Merah Pupuk/Merah Mege berada pada ketinggian 1500 – 1600 mdpl. Tanaman kopi yang terserang adalah varietas kopi Gayo III dan memang dominan ditanam di daerah Kecamatan Atu Lintang, tepatnya di Desa Merah Pupuk/Merah Mege dan di Desa Bintang Kekelip .Pengamatan global (pengamatan kreliling) di wilayah Desa Merah Pupuk dan Merah Mege ditemukan hasil bahwa tanaman kopi varietas Gayo III dan varietas lainnya (Katimor dll) pada tanaman kopi berumur diatas 5 tahun tidak ditemukan serangan yang berarti. Intensitas serangan hanya 5-10%. Hal ini diduga karena tanaman dengan umur diatas 5 tahun dan dengan pemangkasan dan penunasan yang baik maka tidak banyak ditemukan tunas dan daun muda sebagai makanan hama kumbang. Di wilayah Desa Kekelip ditemukan hasil bahwa tanaman kopi varietas Gayo III dan varietas lainnya (Katimor dll) pada tanaman kopi berumur diatas 5 tahun tidak ditemukan serangan yang berarti. Intensitas serangan hanya 5%. Hal ini diduga karena tanaman dengan umur diatas 5 tahun dan dengan pemangkasan dan penunasan yang baik maka tidak banyak ditemukan tunas dan daun muda sebagai makanan hama kumbang. Pada beberapa lokasi tanaman muda umur 2-3 tahun juga belum ditemukan adanya gejala serangan hama kumbang pemakan daun.

IMAGO PEMAKAN DAUN TANAMAN KOPI

Gejala Serangan

Gejala serangan kumbang yaitu kumbang merusak daun dengan memakan jaringan daun khususnya daun-daun muda. Kumbang memakan jaringan daun dimulai dari bagian tepi daun menuju ke bagian tengah daun. Kumbang memakan jaringan daun hingga tinggal tulang daun.

Faktor Yang Mempengaruhi Munculnya Kumbang

Faktor yang mempengaruhi munculnya kumbang yaitu kondisi lingkungan tumbuh seperti suhu dan kelembapan kebun, ketinggian tempat diatas permukaan laut (dpl.), cara budi daya, dan tanaman inang lain.

GEJALA SERANGAN HAMA PEMAKAN DAUN TANAMAN KOPI

REKOMENDASI PENGENDALIAN

a. Kultur Teknis

  • Melakukan Sanitas gulma dan tanaman inang lain pada dan disekitar kebun. Perlu dimonitoring lebih lanjut bahwa kebun dengan gulma (rerumputan) yang sama sekali bersih (tutupan gulma < 5%) dan terdapat banyak bahan organik (serasah dan sisa-sisa tanaman) cenderung lebih disukai oleh kumbang. Pada waktu siang hari (diurnal) kumbang dewasa (imago) bersembunyi ditanah pada celah-celah retakan tanah dan tanah yang gembur yang ditutupi oleh bahan organik (serasah dan sisa-sisa tanaman).
  • Melakukan pemupukan lengkap dan berimbang yakni meliputi semua unsur dan sesuai kebutuhan tanaman. Dosis pemupukan tanaman kopi dewasa adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Dosis pemupukan umum tanaman kopi

Umur tanaman (thn) Awal musim hujan (g/thn)   Akhir musim hujan (g/thn)
Urea SP 36 KCl Kiserit   Urea SP 36 KCl Kiserit
1 20 25 15 10   20 25 15 10
2 50 40 40 15   50 40 40 15
3 75 50 50 25   75 50 50 25
4 100 50 70 35   100 50 70 35
5-10 150 80 100 50   150 80 100 50
>10 200 100 125 70   200 100 125 70

b. Pengendalian Hayati

Pengendalian hayati dilakukan dengan menyemprotkan larutan jamur Agens Pengendali Hayati Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae pada sore hari. Penyemprotan B. bassiana dan M. anisopliae dilakukan dengan terlebih dahulu membalikkan bahan organik (serasah dan sisa-sisa tanaman) dan menggaru lapisan tanah piringan tanaman sedalam 1-3 cm. Hal ini dilakukan karena imago bersembunyi pada bahan organik (serasah dan sisa-sisa tanaman) dan celah-celah tanah pada tanah yang gembur. Alat semprot yang digunakan adalah knapsack sprayer. Konsentrasi larutan semprot B. bassiana dan M. anisopliae minimal 1×106 spora/ml. Bila larutan B. Bassiana dan M. anisopliae mengandung 108 spora/ml diperlukan 10 cc untuk membuat 1 liter larutan semprot. Untuk perekat dapat digunakan gula pasir 40 gram (2 sendok makan) per knapsack kapasitas 15 liter.

c. Pengendalian dengan Perangkap

Penggunaan perangkap cahaya Light Trap pada malam hari. Perangkap dipasang dengan ketinggian 0,5-1 meter dari atas permukaan tanah  sebanyak 6 buah perangkap per hektar.  Perangkap berjarak 25 meter dari pinggir kebun dan jarak antar perangkap 25 meter.

d. Pengendalian dengan pestisida nabati

Beberapa bahan insektisida nabati diketahui mampu menolak kumbang betina antara lain mimba, kacang babi, akar tuba, tembakau dan babadotan. Cara membuatnya sebagai berikut : 50-100 g bahan tersebut dihaluskan, direndam 48 jam dalam 1 l air, kemudian diperas. Air perasan tersebut diencerkan 10 kali dan ditambah dengan sedikit deterjen lalu disemprotkan pada tanaman kopi saat pagi atau sore hari.

e. Pengendalian dengan Perangkap

        Penggunaan perangkap cahaya Light Trap pada malam hari. Perangkap dipasang dengan ketinggian 0,5-1 meter dari atas permukaan tanah  sebanyak 6 buah perangkap per hektar.  Perangkap berjarak 25 meter dari pinggir kebun dan jarak antar perangkap 25 meter.

Referensi

Depari ,E., Dirhamsyah., Darwati H.2021. Identifikasi Jenis Kumbang (Coleoptera) Di Hutan Sekunder Desa Ladangan Kecamatan Menyuke Kabupaten Landak. Jurnal Hutan Lestari.

Pradana, MG.,Hartana,. Priwiratama H,Prasetyo AE. SusantoA., 2020.,Aplikasi Perangkap Lampu Sebagai Sarana Monitoring Danpengendalian Hama Kumbang Malam Di Pembibitan Kelapasawit. Warta PPKS, 2020, 25(1): 23-30


Bagikan Artikel Ini