BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN MEDAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

GELIAT PETANI KOPI HUMBANG HASUNDUTAN DALAM PERLUASAN TANAMAN KOPI DAN ANTISIPASI SERANGAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT)

Diposting     Kamis, 15 Desember 2022 03:12 am    Oleh    Admin2 BBPPTP Medan



Namsen Sartonedi S Girsang.SP (POPT Ahli Muda), Eli PAska Siahaan (POPT Ahli Muda) Ferry AW Siagian (POPT Ahli Muda)

Kopi merupakan komoditi yang mengalami trend meningkat pada saat ini. Memasuki tahun 2021, permintaan kopi dunia sudah menunjukkan tren sangat menggembirakan. Nilai ekspor kopi Indonesia rebound hal ini disebabkan  oleh kenaikan harga kopi didunia. Berdasarkan catatan Indonesia Eximbank Institute, permintaan kopi dunia di tahun 2022 akan semakin meningkat seiring harga yang juga semakin tinggi. Apalagi, pasarnya juga semakin luas.

Menurut Bisnis.com ekspor kopi dari Indonesia sepanjang Januari—Mei 2022 telah  mencapai US$ 394 juta, hal ini  meningkat 37 persen dibanding periode yang sama dari tahun sebelumnya., Indonesia menempati posisi ke-13 sebagai negara eksportir kopi ke dunia. Mayoritas negara tujuan ekspor kopi Indonesia antara lain Amerika Serikat, Mesir, Jepang,Spanyol,danMalaysia.

Kabupaten Humbang hasundutan sebagai salah satu Kabupaten yang berada di Propinsi Sumatera Utara merespon dengan baik akan adanya peningkatan permintaan pasar dunia terhadap kopi. Beberapa produk perkebunan kabupaten Humbang Hasundutan seperti karet, kopi, tembakau, kelapa sawit dan kakao, diakui memiliki keunggulan komparatif di pasar internasional sehingga peluang produk dalam negeri untuk masuk ke pasar internasional terbuka cukup lebar. Tanaman perkebunan di Kabupaten Humbang Hasundutan diusahakan dalam bentuk perkebunan rakyat dengan skala usaha kecil.

Berdasarkan data Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara,2005 bahwa tahun 2013 tanaman kopi merupakan salah satu komoditi yang memiliki areal terluas yaitu 11.316,80 dengan produksi 6.118,81 ton, dan mengalami peningkatan tahun 2015 menjadi 6.161,90 ton. Fluktuasi peningkatan produksi tanaman kopi di Kabupaten ini dari tahun ke  tahun tidak besar, hanya meningkat 4-5 persen, meningkat dua persen dari tahun sebelumnya.

Memperhatikan kondisi serta permasalahan yang terjadi, maka kementerian pertanian mengambil langkah  kebijakan dan strategi dalam pengembangan kopi yang diarahkan pada:

  1. Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman penyegar berkelanjutan melalui perbaikan mutu tanaman, penerapan Good Agricultural Practices (GAP), pengendalian OPT dan penyediaan benih unggul bersertifikat serta sarana produksi.
  • Peningkatan mutu melalui penerapan Good Handling Practices (GHP).
  • Penguatan kelembagaan petani.

Dalam upaya meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri kopi maka kementerian pertanian pada tahun 2021 dan 2022 mengalokasikan  kegiatan perluasan, peremajaan dan rehabilitasi.(Ditjenbun,2020).

Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan salah satu kabupaten yang mendapatkan bantuan benih kopi sebanyak 200.000 batang  dengan total kegiatan perluasan tanaman kopi Arabika 200 ha  dan telah disalurkan di lokasi Food estate dan sekitar lokasi Food Estate Kecamatan Pollung, dan Kecamatan Dolok Sanggul. Dengan adanya bantuan ini maka peningkatan produksi dari komoditi kopi akan meningkat dan diharapkan dapat meingkatkan kesejahteraan petani.Petani kopi penerima bantuan sangat antusias dalam penerimaan bantuan dan telah melakukan penanaman di lokasi kebun masing masing. Berdasarkan hasil kunjungan lapang yang dilakukan oleh tim BBPPTP Medan diketahui bahwa tanaman kopi telah ditanam dan petani sangat antusias dan puas serta berterima kasih karena telah memperhatikan kebutuhan mereka. Petani berharap tetap dibina dan dibimbing dalam proses budidaya tanaman sampai dengan pasca panen.

Benih Tanaman Kopi dilokasi lahan K Tani penerima bantuan

Dalam proses budidaya tanaman kopi team menyampaikan  bahwa agar dapat menghasilkan produksi yang optimum maka  petani setelah melakukan  penanaman haruslah memelihara tanaman , baik pemupukan , dan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Pemeliharaan tanaman merupakan salah satu faktor penentu terhadap produksi dari tanaman kopi arabika yang telah ditanam. Berikut ini kegiatan yang haruslah dilakukan petani selama proses budidaya berlangsung sebelum tanaman menghasilkan :

  1. Pemupukan

Pemberian pupuk untuk budidaya kopi bisa menggunakan pupuk organik atau pupuk buatan. Pupuk organik bisa didapatkan dari bahan-bahan sekitar kebun seperti sisa-sisa hijauan dari pohon pelindung atau kulit buah kopi sisa pengupasan kemudian dibuat menjadi kompos. Kebutuhan pupuk untuk setiap tanaman sekitar 20 kg dan diberikan sekitar 1-2 tahun sekali.Cara memberikan pupuk dengan membuat lubang pupuk yang mengitari tanaman. Kemudian masukkan kompos kedalam lubang pupuk tersebut. PH tanah juga perlu menjadi perhatian Untuk tanah yang asam dengan pH dibawah 4,5 maka dapat dilakukan penetralan PH dengan pemberian pupuk dicampur dengan setengah kilogram kapur. Untuk memperkaya bahan organik areal perkebunan bias juga  ditanami dengan tanaman penutup tanah. Tanaman yang dapat dijadikan tanaman penutup tanah dalam budidaya kopi diantaranya bunguk (Mucuna munanease) dan kakacangan (Arachis pintol). Tanaman penutup dapat berfungsi sebagai pelindung dan penyubur tanah, selain itu hijauannya bisa dijadikan sumber pupuk organik.( Latupeirissa,2019)

  • Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
  1. Penyakit Karat Daun Tanaman Kopi.

Penyakit pada tanaman kopi  biasanya di sebabkan oleh adanya cendawan yang jika diamati maka akan terlihat  adanya berwarna kuning serta bintik-bintik pada bagian daun kopi tersebut..Selain itu,ciri lain yang bisa kita lihat adanya daun yang menguning di bagian bawah permukaan daun,bercak kuning dan daun gugur.

Penyakit Karat Daun pada Tanaman Kopi

Diareal tanaman kopi yang ditanam ditemukan adanya serangan penyakit karat daun namun masih belum pada taraf yang menghawatirkan.Meskipun demikian upaya upaya pengendalian karat daun haruslah dilakukan agar tidak menimbulkan serangan yang berat dan berpengaruh terhadap tanaman.

Petani dapat melakukan pengendalian dengan cara kultur teknis seperti penyiangan, pemupukan yang berimbang, pemangkasan, dan pengelolaan naungan agar dapat menurunkan intensitas serangan karat daun. 

  1. Hama Penggerek Daun (Leucoptera coffeina)

Selain Penyakit Karat Daun dilapangan juga ditemukan adanya Hama Penggerek Daun  yang jaringan daun.

Hama penggerek daun sering muncul pada areal pertanaman yang terlalu rimbun.  Namun dilapangan ditemukan adanya gejala serangan penggerek daun.Gejala serangannya dapat ditandai dengan ciri  munculnya area transparan pada daun kopi.  Stadia yang menyerang adalah larva, yang biasanya berada pada permukaan bawah daun.  Larva dewasa memiliki ukuran sekitar 6 mm. Serangan hama ini dampaknya minor, sehingga tidak perlu dilakukan pengendalian, kecuali serangan sudah sangat serius.  Mengurangi kerimbunan tanaman dengan pemangkasan dapat mencegah munculnya serangan hama ini. (Dahana,2020).

Meskipun demikian untuk mencegah munculnya serangan berat maka petani harus melakukan upaya pengendalian agar tidak menjadi serangan yang berat.

  1. Penyakit Kuning Daun
Tanaman Muda terkena penyakit kuning lokasi di areal lahan gambut

  Masa pertumbuhan dan perkembangan tanaman kopi membutuhkan cukup unsur hara, apabila terdapat kelurangan unsur hara  maka akan terjadi gejala kekurangan pada tanaman tersebut, kekurangan unsur hara pada pada kopi tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek bisa dari bentuk dan warna daun, batang dan akar.

  1. Kekurangan unsur S (Sulfur/Belerang)

Ciri tanaman kekurangan unsur ini dapat dilihat sebagai berikut : daun berwarna hijau kekuning-kuningan. dengan warna daun hijau disepanjang tulang daun (tulang daun tetap berwarna hijau) dan bagian daun diantara pertulangan berwarna kekuningan, daun terlihat agak mengkilap. kekurangan sulfur dapat terjadi pada keseluruhan daun tanaman.

  • Kekurangan unsur P (Phosphorus)

Kekurangan  unsur Phospor dapat ditunjukkan dengan gejala pada daun tua, tulang daun berwarna kuning terang. selanjutnya hanya menyisakan sedikit bagian daun yang masih berwarna hijau gelap diantara pertulangan daun. gejala lanjut mulai muncul bercak kecoklatan yang merupakan tanda matinya sel jaringan daun yang dapat melebar. (Kopi 1, 2016)

Melalui hasil monitoring petani kopi Kabupaten Humbang Hasundutan memahami bahwa pentingnya dilakukan pemeliharaan tanaman kopi baik pemupukan dan upaya pencegahan serangan Organisme Pengganggu Tanaman.

Referensi

Anwar.C.F.2022., Permintaan dan Harga Kopi Dunia Naik, LPEI Gencarkan Pengembangan Desa Devisa untuk Jangkau Pasar Global. Indonesia Eximbank news and announcements.

Badan Penelitian & Pegembangan Provinsi Sumatera Utara. 2005. Kajian Terhadap Perkembangan Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kota Padang Sidimpuan Sebagai Hasil Pemekaran. Sumatera Utara.

Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Humbang Hasundutan,2018-2022 Luas wilayah dan geografis.

Ditjenbun., 2020.Pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar. Pedoman Teknis Kawasan Kopi.Kementerian Pertanian.

Dhana.K ,2020. Hama Tanaman Kopi. https://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/95967/Hama-Tanaman-Kopi/

Gunawan. I., 2022. Ekspor Kopi Indonesia Naik 37 Persen, Kemendag Ungkap Masih Ada Tantangan. Bisnis.com
https://ekonomi.bisnis.com/read/20220721/12/1557524/ekspor-kopi-indonesia-naik-37-persen-kemendag-ungkap-masih-ada-tantangan

Latupeirissa E., 2019. Budidaya tanaman Kopi . https://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/89112/Budidaya-Tanaman-Kopi/

Kopi1,2016. Gejala Kekurangan unsur hara pada tanaman kopi arabika.

https://kopi18.blogspot.com/2016/05/gejala-kekurangan-unsur-hara-pada.html

 


Bagikan Artikel Ini