BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN MEDAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

MONITORING DAN EVALUASI INTENSIFIKASI TANAMAN KOPI ARABIKA DI KABUPATEN ACEH TENGAH PROPINSI ACEH

Diposting     Kamis, 30 Maret 2023 02:03 pm    Oleh    Admin2 BBPPTP Medan



Hilda Syafitri Darwis* dan Desianty Dona Normalisa Sirait**

(*POPT Ahli Madya, ** POPT Ahli Muda)

Kopi merupakan komoditas andalan perkebunan yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian Indonesia yaitu sebagai penghasil devisa, sumber pendapatan petani, penghasil bahan baku industri, penyediaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, pengembangan wilayah serta pelestarian lingkungan. Rendahnya kualitas hasil produk primer maupun sekunder yang diperoleh dari usaha perkebunan merupakan salah satu permasalahan yang harus dihadapi. Peningkatan produk perkebunan kopi  berdaya saing diarahkan melalui penerapan sistem jaminan mutu Good Agricultural Practices (GAP), Good Handling Practices (GHP), dan Good Manufacturing Practices (GMP), yang penerapannya mulai dari kegiatan di lapangan sampai ke meja konsumen (from land to table).

Memperhatikan kondisi serta permasalahan yang terjadi, maka kebijakan dan strategi dalam pengembangan produk perkebunan kopi diarahkan pada peningkatan produksi dan produktivitas kopi dengan penerapan GAP, memperbaiki kualitas produk primer maupun sekunder, serta menerapkan proses penanganan  pascapanen sesuai standar.

Salah satu upaya dalam mewujudkan produk perkebunan yang bernilai tambah dan berdaya saing khususnya komoditi kopi  ditempuh dengan Intensifikasi Tanaman Kopi Arabika, yaitu dengan perbaikan kondisi kebun kopi pada tanaman belum menghasilkan atau tanaman sudah menghasilkan melalui pemeliharaan sesuai GAP.

Dalam upaya meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri kopi maka  dialokasikan kegiatan yang bersumber dari APBN tahun 2022 untuk membantu kelompok tani berupa pemberian bantuan sarana produksi berupa Pupuk Organik Cair (POC) dan alat Knapsack Sprayer oleh Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian melalui BBPPTP Medan.

Salah satu kabupaten yang memperoleh bantuan kegiatan Intensifikasi Tanaman Kopi Arabika adalah Kabupaten Aceh Tengah Provinsi Aceh. Kabupaten Aceh Tengah adalah salah satu kabupaten dengan perkebunan kopi arabika yang cukup luas dan sebagai mata pencarian utama penduduknya namun sebagian besar belum menerapkan GAP yaitu; cara budidaya kopi yang benar dengan memperhatikan petunjuk teknis dan ramah lingkungan, sehingga pada kegiatan ini mendapat bantuan berupa POC dan alat knapsack sprayer. Bantuan POC sebanyak 12.000 l dan knapsack sprayer 120 diberikan kepada 18 kelompok tani. Kegiatan monitoring dan evaluasi  dilaksanakan tanggal 14 s/d 17 Desember 2022.

Gambar 1. Pertemuan dengan Ketua Poktan di kantor Dinas Perkebunan Kabupaten Aceh Tengah

Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan dengan cara wawancara/diskusi langsung kepada petani/kelompok tani penerima bantuan dan  mengunjungi kebun kopi yang telah diaplikasi POC. Beberapa wawancara/diskusi dilakukan di Kantor Dinas Perkebunan Aceh Tengah dan beberapa dilakukan dengan mendatangi petani penerima bantuan. Beberapa kelompok tani yang dilakukan wawancara/diskusi serta kebun yang dikunjungi adalah:

  1. Kelompok Tani Anugrah
  2. Kelompok Tani Mekar Sari
  3. Kelompok Tani Sumber Rejeki 1
  4. Kelompok Tani Pepanen
  5. Kelompok Tani Mawar Indah
  6. Kelompok Tani Pepara
  7. Kelompok Tani Kebun Angin
  8. Kelompok Tani Cemara
  9. Kelompok Tani Mahtuah
  10. Kelompok Tani Temas Miko Kecamatan Ketol
  11. Kelompok Tani Temas Miko Kecamatan Atu Lintang
  12. Kelompok Tani Sumber Rejeki 1

            Petani penerima bantuan sangat menyambut baik dengan adanya bantuan POC dan alat semprotnya terutama di saat harga pupuk kimia sangat melambung tinggi. Bantuan POC dan knapsack sprayer diberikan bersamaan pada akhir bulan Juli. Bantuan POC yang diberikan telah dibagikan pada semua anggota kelompok tani yang telah terdaftar pada masing-masing kelompok tani, dengan jumlah yang telah disesuaikan dengan luas lahan yang telah disepakati. Sedangkan untuk alat knapsack sprayer pembagiannya disesuaikan dengan jumlah anggota, dan penggunaanya dilakukan secara bergantian.


Gambar 2. Kegiatan monitoring evaluasi pada kelompok Tani Mekar Sari
Gambar 2. Kegiatan monitoring evaluasi pada kelompok Tani Mekar Sari

      Hasil wawancara kepada kelompok tani diketahui sebagai berikut:

  • Petani telah menggunakan POC dan knapsack sprayer yang diberikan terhadap tanaman kopinya. Beberapa petani telah mengaplikasikan lebih dari 5 kali dan beberapa petani hanya baru 2 kali, dengan alasan kesibukan dan masih musim hujan.
  • Beberapa petani memberikan POC seminggu sekali, 2 minggu sekali, 10 hari sekali dan sebulan sekali sejak POC disalurkan. Metode aplikasi POC yang dilakukan petani beragam, ada yang hanya menyemprot pada bagian atas tanaman (daun), sebagian menyemprot tanah bagian rizosfir tanaman, sebagian menyemprot pada bagian atas (daun) dan tanah.
  • Perubahan yang terlihat pada tanaman kopi yang telah diaplikasi POC, diantaranya; tanaman tampak lebih subur yang ditandai dengan warna daun yang lebih hijau dan mengkilap serta bunga lebih banyak dan tidak mudah rontok. Dampak perubahan pada tanaman lebih terlihat terutama bila diaplikasi pada tanaman muda (TBM)
  • Beberapa petani mengaplikasikan pada tanaman yang tua dan sudah rusak (meranggas), namun setelah diaplikasi pupuk POC lebih dari 5 kali terlihat ada perubahan pada tanaman. Tanaman tampak menjadi lebih subur yang ditandai tumbuhnya daun-daun baru dan bunga tumbuh lebih banyak.
  • Aplikasi pada tanaman yang terserang OPT dengan gejala daun muda yang keriting, daun kekuningan serta buah dan daun yang terserang penyakit antraknos menjadi berkurang setelah diaplikasi POC lebih dari 5 kali. Namun pada tanaman yang terserang hama PBKo pada buahnya, serangan masih tetap tinggi.
  • Alat semprot knapsack sprayer diberikan telah digunakan oleh petani, namun penggunaanya harus bergantian karena jumlahnya terbatas. Pembagian alat semprot tersebut berdasarkan pada jumlah anggota. Beberapa kelompok tani 1 alat untuk 5 orang,1 alat untuk 4 orang atau 1 alat untuk 3 orang. Ada juga alat semprot pada beberapa kelompok tani disimpan oleh pengurus (ketua, wakil, sekretaris dan bendahara), bila ada petani yang ingin menggunakan dapat meminjamnya.
  • Knapsack sprayer yang diberikan alat semprot elektrik dengan sumber energi berasal dari baterai yang harus diisi daya dengan tenaga listrik terlebih dahulu sebelum digunakan. Kendala yang dihadapi bila sumber energinya habis, alat tidak dapat digunakan.

Bersamaan kegiatan wawancara/diskusi beberapa hal yang disampaikan kepada kelompok tani/petani penerima bantuan, diantaranya:

  • Setiap kelompok tani/petani penerima bantuan harus segera dan secara rutin melakukan penyemprotan POC ke tanaman kopinya dengan dosis dan interval waktu yang telah dianjurkan dan tertera di kemasan, yaitu 4 tutup botol/l dengan interval aplikasi 10 hari sekali.
  • Metode aplikasi dapat dilakukan dengan menyemprot ke seluruh tanaman (daun, batang, bunga dan buah) secara merata dan dapat dikocor/siram pada perakaran tanaman. Sebelum dilakukan penyemprotan lahan harus dibersihkan dari gulma.
  • Untuk tanaman yang kurang baik/rusak atau terserang penyakit sebaiknya penyemprotan dilakukan dengan interval lebih pendek (seminggu sekali) dan meningkatkan dosisnya dari dosis anjuran.
  • Untuk mengatasi kendala alat semprot yang tenaganya bersumber dari baterai, maka petani harus dapat melakukan persiapan dan memperhitungkan sumber energinya sebelum penggunaan dengan mengisi daya baterai.

Bagikan Artikel Ini