BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN MEDAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

PEMANFAATAN PERANGKAP FEROLIGHT TRAP BERBASIS SOLAR CELL DALAM PENGENDALIAN HAMA KUMBANG MALAM DI PEMBIBITAN KELAPA SAWIT

Diposting     Senin, 26 Juni 2023 11:06 am    Oleh    Admin2 BBPPTP Medan



Namsen S S Girsang,SP (POPT Ahli Muda),

Eli Paska Siahaan.SP.MP (POPT Ahli Muda)

Sektor perkebunan merupakan sumber penghasilan devisa negara.Komoditas unggulan dalam subsektor perkebunan salah satunya adalah kelpa sawit. Produksi minyak sawit dan inti sawit pada tahun 2018 tercatat sebesar 48,68 juta ton, yang terdiri dari 40,57 juta ton crude palm oil (CPO) dan 8,11 juta ton palm kernel oil (PKO). Jumlah produksi tersebut berasal dari Perkebunan Rakyat sebesar 16,8 juta ton (35%), Perkebunan Besar Negara sebesar 2,49 juta ton (5%,) dan Perkebunan Besar Swasta sebesar 29,39 juta ton (60%). Dalam pemenuhan  atas poduksi sawit ini tentunya memiliki berbagai kendala beberapa diantaranya adalah mutu benih kelapa sawit dan serangan hama dan penyakit.Untuk mengahsilkan produksi yang baik mutu benih merupakan salah satu factor penting dimana benih bersertifikat dan berasal dari sumber benih yang sudah ditetapkan akan lebih menjamin produksi benih. Dalam proses pemenuhan benih kelapa sawit bagi masyarakat maka diperlukan sentra sentra pembibitan yang dekat dengan masyarakat petani kelapa sawit. Pembibitan kelapa sawit sebagai langkah awal serta menjadi salah satu penentu keberhasilan budidaya kelapa sawit di lapangan. Fase pembibitan memberikan kontribusi yang nyata terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga pengelolaan yang intensif harus dilakukan selama tahap pembibitan. Pembibitan kelapa sawit dilakukan dengan dua tahap (double stage) yaitu pembibitan awal (pre nursery) dan pembibitan utama (main nursery). Pengelolaan secara  kultur teknis pembibitan dilakukan satu tahap (single stage) dimana penanaman kecambah kelapa sawit langsung dilakukan di pembibitan utama. Salah satu faktor pembatas dalam kegiatan pembibitan yaitu serangan hama, terutama serangga. Beberapa spesies serangga yang sering dilaporkan menjadi hama di pembibitan diantaranya adalah kumbang malam Apogonia sp., Adoretus sp., kumbang moncong Rhabdoscelus sp., belalang Valanga nigricornis, serta beberapa jenis ulat api

 Serangan yang ditimbulkan oleh hama tersebut akan  mempengaruhi pertumbuhan serta keragaan bibit kelapa sawit. Selain itu, bekas gigitan pada daun bibit yang terserang menimbulkan kesan negatif sehingga menurunkan preferensi konsumen terhadap bibit tersebut. Hama Apogonia sp. dan Adoretus sp. Bersifat nokturnal atau aktif di malam hari termasuk kegiatan memakan daun bibit kelapa sawit. Umumnya pengendalian hama tanaman kelapa sawit dilakukan secara kimiawi namun hal ini dapat berakibat timbulnya resistensi hama dan resurgensi. Selain itu dapat menimbulkan keracunan tanaman akan pestisida. Untuk penanganan hama pada tanaman kelapa sawit perlu dilakukan teknik pengendalian yang ramah lingkungan. Dimana tanaman tidak tercemar bahan pestisida dan tanah juga tidak tercemar serta ekosstem terjaga. Salah satu teknologi yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan perangkap hama seperti ferolight trap.

Metode Ferolight trap

  1. Persiapkan  ember berukuran 20 liter.
  2. Buat penghadang laju terbang O. rhinoceros dengan menggunakan plat seng 4 sisi dan diletakkan di atas ember.
  3. Siapkan  tiang perangkap feromon yang tingginya 2 meter.
  4. Tiang perangkap tambahkan tiang penyangga yang diikat dengan kawat sebagai tempat untuk menggantungkan ember yang sudah ditambahi dengan feromon yang diletakkan diantara plat seng 4 sisi
  5. Buat  lubang dengan kedalaman 25 – 30cm untuk meletakkan tiang perangkap yang akan dipasang.
  6. Pasang Perangkap feromon di gawangan mati areal TBM.
  7. Perangkap feromon ditambahkan dengan lampu (ferolight trap) untuk menambahkan daya pikat terhadap O. rhinoceros karena serangga suka terhadap cahaya pada malam hari.
  8. Gunakan lampu yang bersumber dari energy sinar matahari  (Panel Surya 50 Wp, SCC (Solar Charge Controller), Baterai (Accu)12 V 35 Ah, Inverter 100 W, Lampu 10 W,)
  9. Lakukan pengamatan setiap perlakuan diamati 2 hari sekali dengan melakukan pengamatan selama 3 minggu.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pradana ,dkk diperoleh hasil bahwa perangkap lampu sebagai sarana monitoring dan pengendalian hama kumbang malam Apogonia sp. dan Adoretus sp. Perlu dikembangkan. Perangkap lampu yang digunakan memberikanrespon fototaksis positif yang menarik hama kumbang malam bibitan kelapa sawit yaitu Apogonia sp. Dan Adoretus sp. Hal ini menjadi dasar penggunaan perangkap lampu sebagai sarana monitoring dan alternatif pengendalian hama yang efektif di bibitan kelapa sawi. Pemasangan perangkap yang paling efektif adalah Ferolight trap dimanaFerolight trap memiliki kemampuan lebih tinggi dalam mengendalikan hama kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros).


Bagikan Artikel Ini