BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN MEDAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

UJI PERKECAMBAHAN BENIH AREN (Arenga pinnata)

Diposting     Ahad/Minggu, 01 Oktober 2023 07:10 pm    Oleh    Admin2 BBPPTP Medan



Erjanita Tambunan (PBT Madya)


Uji perkecambahan benih aren telah beberapa kali dilakukan oleh Pengawas Benih Tanaman BBPPTP Medan. Hasil uji membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu 2 – 3 bulan untuk mengetahui jumlah benih aren yang berkecambah. Benih aren yang digunakan saat itu merupakan benih aren unggul lokal yang diambil dari petani aren. Sedangkan kini, benih aren yang akan diujikan diambil dari kebun benih aren genjah yang sudah ditetapkan Pemerintah. Tujuan pengujian ini ialah untuk mengetahui media tanam terbaik bagi perkecambahan benih aren dan perlakuan fisik/kimia yang dapat mempercepat perkecambahan. Pengujian dilaksanakan di Rumah Kassa BBPPTP Medan pada Juli – September 2023 selama 45 hari. Desain pengujian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan perlakuan terdiri dari 2 faktor, yaitu 2 level media tanam (pasir dan sekam padi bakar) dan 5 level perlakuan fisik/kimia benih (scarifikasi benih, perendaman dalam zpt 10% selama 24 jam, perendaman dalam zpt 10% selama 48 jam, perendaman dalam zpt 20% selama 24 jam, dan perendaman dalam zpt 20% selama 48 jam). Hasil pengujian menunjukkan bahwa media pasir secara signifikan menghasilkan jumlah benih aren berkecambah lebih banyak dibandingkan dengan di media sekam padi bakar. Namun jumlah benih berkecambah pada seluruh perlakuan fisik/kimia tidak signifikan. Demikian juga dengan interaksi kedua perlakuan menunjukkan hasil yang tidak signifikan.

Kata kunci : daya berkecambah, aren, media tanam, perlakuan fisik/kimia.

PENDAHULUAN
Aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.) merupakan tanaman asli dari Asia Tenggara. Perbanyakan tanaman dilakukan secara generatif melalui biji. Kendala yang sering dijumpai pada pembudidayaan aren adalah masa dormansi yang lama karena kulit benih yang keras. Fase dormansi akan berakhir dengan munculnya lingkaran putih di samping benih, yang kemudian memanjang disebut dengan apokol. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa pada kondisi alami benih aren baru bisa berkecambah 5-6 bulan setelah disemai, bahkan ada yang menyatakan benih aren dapat berkecambah sampai 1 tahun.
Masa dormansi biji yang panjang dapat diperpendek dengan beberapa cara perlakuan fisik dan kimia. Percepatan perkecambahan dilakukan dengan menghilangkan faktor-faktor penghambat seperti : menipiskan kulit biji, maupun menggunakan zat pengatur tumbuh. Penipisan atau pelunakan biji akan memudahkan imbibisi sehingga terjadi proses fisiologi yang dapat mempercepat pertumbuhan benih.
Uji perkecambahan benih aren telah beberapa kali dilakukan oleh Pengawas Benih Tanaman BBPPTP Medan. Hasil uji membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat melihat benih aren yang berkecambah. Pada periode sebelumnya, uji perkecambahan benih membutuhkan waktu 2 – 3 bulan untuk petugas dapat memastikan jumlah benih yang berkecambah. Benih aren yang digunakan saat itu merupakan kebun benih aren lokal yang diambil dari petani aren dari jenis aren tipe dalam. Sedangkan benih aren yang digunakan untuk percobaan sekarang dini diambil dari kebun benih aren genjah yang sudah ditetapkan Pemerintah. Untuk itu perlu pengujian lebih lanjut mengenai metode perkecambahan benih aren yang efektif dan dapat dikembangkan oleh masyarakat pekebun.

METODE PENGUJIAN
Pengujian benih aren di Rumah Kassa BBPPTP Medan dilaksanakan selama 45 hari (16 Juli s/d 01 September 2023). Parameter uji adalah daya berkecambah benih. Pengujian disusun secara rancangan acak lengkap (RAL) faktorial.
Faktor I adalah faktor A, perlakuan fisik/kimia terhadap benih sebagai berikut :
A0 = Benih discarifikasi
A1 = Benih direndam dalam larutan zpt 10% selama 24 jam
A2 = Benih direndam dalam larutan zpt 10% selama 48 jam
A3 = Benih direndam dalam larutan zpt 20% selama 24 jam
A4 = Benih direndam dalam larutan zpt 20% selama 48 jam
Faktor II adalah faktor M, perlakuan media tanam, sebagai berikut :
M1 = Media tanam pasir
M2 = Media tanam sekam padi dibakar
Terdapat 10 kombinasi perlakuan. Pada setiap perlakuan dilakukan 8 (delapan) ulangan dan setiap ulangan ditanam 25 butir benih/biji aren didalam pot tray. Data hasil pengujian diolah secara statistic, apabila hasil uji menunjukkan perbedaan nyata/sangat nyata maka dilanjutkan dengan uji beda rata BNT 5% dan 1% maupun t -Test.
Bahan yang digunakan adalah : benih aren genjah varietas unggul, zat pengatur tumbuh (Atomon) yang diencerkan dengan berbagai konsentrasi, kertas ampelas, aquadest, pasir halus, sekam padi bakar, dan kertas label. Peralatan yang digunakan: erlenmeyer 1.000 ml, handsprayer, sarung tangan, masker, ember plastik, pot tray, ayakan pasir, dan ceret listrik.
Kelembaban media tumbuh dijaga dengan penyiraman aquades setiap hari sampai pengujian selesai. Pengamatan I (pertama) penghitungan jumlah benih berkecambah pada 30 hasi setelah tanam. Penghitungan akhir daya berkecambah benih setelah 45 hari tanam. Benih dikatakan normal apabila telah memiliki apokol dengan ukuran panjang minimal 1 – 3 cm.

HASIL PENGUJIAN
Pengamatan hasil pengujian daya berkecambah benih pertama sekali dilakukan 30 hari setelah tanam dengan cara memeriksa benih / membongkar benih dari media tanamnya untuk melihat adanya apokol yang sudah muncul. Setelah 30 hari tanam, diperoleh hasil sebagai berikut :

Dari Tabel 2, diketahui bahwa daya berkecambah benih aren tertinggi pada perlakuan perendaman benih pada ZPT konsentrasi 20% selama 48 jam dengan media pasir yaitu rata-rata 20,125 butir. Dalam hal ini, persentase daya kecambah pada perlakukan tersebut cukup tinggi sekitar 80,5% yang mana benih ditanam pada setiap ulangan sebanyak 25 butir. Sementara perlakuan perendaman benih pada larutan ZPT konsentrasi 20% selama 48 jam dengan media sekam padi bakar menghasilkan daya berkecambah benih paling sedikit yaitu hanya 13,750 butir. Sedangkan total umum rata-rata daya berkecambah benih aren sebesar 17,188 butir atau sekitar 68,75%. Pada seluruh kombinasi perlakuan dengan menggunakan media tanam pasir, rata-rata daya berkecambah benih lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata daya berkecambah benih pada kombinasi perlakuan yang ditanam di media sekam padi bakar.

Secara grafik, pengamatan jumlah benih berkecambah 30 hst dan 45 hst sbb :

Data hasil uji pada Tabel 2 diatas dilanjutkan dengan Analysis of Variance (ANOVA) untuk menguji perbedaan rerata antar jenis perlakuan, sebagai berikut :

Dari Uji ANOVA diatas diketahui bahwa perlakuan fisik/kima yaitu perlakuan benih discarifikasi maupun direndam ZPT berpengaruh non signifikan terhadap perkecambahan benih yang artinya tidak ada perbedaan yang nyata terhadap banyaknya benih berkecambah ketika benih aren discarifikasi maupun direndam dalam larutan ZPT pada konsentrasi 10% maupun 20% selama 24 jam maupun selama 48 jam. Hal ini dapat dilihat dari F hitung (1,1019) < F.05 (3,98) < F.01 (7,01). Demikian juga halnya dengan interaksi perlakuan faktor fisik/kimia dengan media tumbuh berpengaruh non signifikan terhadap banyaknya benih aren berkecambah yang mana F hitung (2,3291) < F.05 (2,50) < F.01 (3,60). Tetapi perlakuan media tumbuh memberikan pengaruh yang signifikan terhadap banyaknya benih aren yang berkecambah, yang mana F hitung (9,2294) > F.05 (2,50) >F.01 (3,60). Untuk itu uji statistik dilanjutkan dengan t-Test karena akan membandingkan 2 perlakuan saja yaitu perlakuan media pasir dan perlakuan media sekam padi bakar.
Tabel 3. t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances

Dari hasil t-Test diatas diketahui P (T<=t) two tail < 0,05 dan t stat > t critical menunjukkan bahwa signifikan/nyata berbeda jumlah benih berkecambah yang ditanam di media pasir dibanding dengan jumlah benih berkecambah yang ditanam di media sekam padi bakar. Keadaan ini menunjukkan bahawa media pasir merupakan media terbaik untuk perkecambahan benih aren.
Dapat diduga sekam padi bakar kurang dapat menahan air yang diberikan selama proses pengujian sehingga air tidak dapat bertahan lama di pot tray sedangkan media pasir masih lebih dapat menahan/menyimpan air yang sangat diperlukan benih untuk proses perkecambahan.
Menurut berbagai Literatur, proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisologi, dan biokimia. Perkecambahan benih dimulai dengan proses penyerapan air oleh benih, yang mengakibatkan melunaknya kulit benih dan hidrasi protoplasma. Selanjutnya dimulailah dengan kegiatan enzim dan sel serta naiknya tingkat respirasi benih.

KESIMPULAN DAN SARAN

  1. Perlakuan scarifikasi maupun perendaman benih dalam larutan ZPT dapat mempercepat perkecambahan benih dan kedua perlakuan memberikan hasil yang tidak berbeda terhadap jumlah benih berkecambah.
  2. Media tumbuh terbaik untuk perkecambahan benih aren adalah media pasir.
  3. Interaksi perlakuan scarifikasi maupun perendaman benih dalam ZPT dengan media tumbuh menghasilkan jumlah benih berkecambah yang tidak berbeda nyata.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Gomez, K.A. dan A.A. Gomez, 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. Diterjemahkan oleh: E. Sjamsuddin dan J.S. Baharsjah. UIPress, Jakarta.
  2. ISTA (International Seed Testing Association). 2010. Determination of Moisture
    Content. Zurich.Switzerland.
  3. Kepmentan RI Nomor 79/Kpts/KB.020/5/2019 tentang Pedoman Produksi,
    Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Aren.
  4. Sutopo, L. 2004. Teknologi Benih (Edisi Revisi). Cetakan 6. PT Raja Grafindo
    Persada. Jakarta.

Bagikan Artikel Ini