BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN MEDAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

MONITORING OPT PENTING PADA KEBUN PSR DI KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA

Diposting     Kamis, 30 Maret 2023 01:03 pm    Oleh    Admin2 BBPPTP Medan



Yenni Asmar, Ida Roma T.U. Siahaan, dan Sry Ekanitha Pinem

Kabupaten Labuhan Batu Utara telah melaksanakan program PSR sejak tahun 2019.  Total luas lahan sesuai rekomtek tahun 2019 sampai tahun 2022 adalah 1.624,4979 hektar  yang tersebar pada 18 kelompok tani/gabungan kelompok tani.  Kegiatan monitoring dan evaluasi hama dan penyakit (Organisme Pengganggu Tumbuhan) pada kebun kelapa sawit milik kelompok tani PSR di Kabupaten Labuhan Batu Utara merupakan bentuk pengawalan terhadap para petani PSR terkait pengelolaan OPT oleh Klinik Tanaman BBPPTP Medan. 


Gambar 1.  Koordinasi tentang perkembangan OPT pada kebun PSR dengan Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Labuhan Batu Utara.

Monitoring dan evaluasi dilakukan pada Gabungan Kelompok Tani Beringin Jaya (Desa Terang Bulan Kecamatan Aek Natas), Kelompok Tani Pandan Wangi (Desa Bandar Durian Kecamatan Aek Natas) dan Kelompok Tani Beringin Jaya.(Desa Kuala Beringin Kecamatan Kualuh Hulu).

Kunjungan pertama dilakukan di kebun milik H. Popo Siregar, berumur 1,5 tahun, seluas 1 Ha  (penanaman pada bulan Oktober 2020) di Desa Bandar Durian Kecamatan Aek Natas, Sebelum penanaman, telah dilakukan pemupukan dengan Dolomit sebanyak 1,5 kg per lubang tanam, diikuti dengan pemberian pupuk ZA dan KCl dengan dosis 1 kg per pohon. Berdasarkan pengamatan lapangan, ditemukan serangan berupa karat daun dan bercak daun yang diduga disebabkan oleh kekurangan unsur Magnesium. Gejala ini terdapat pada hampir seluruh tanaman khususnya pada daun tua dengan skala kerusakan kategori 1.

Monitoring selanjutnya dilakukan pada kebun milik H. Popo Siregar yang terdapat di Desa Terang Bulan Kecamatan Aek Natas seluas 4 hektar, berumur 2 tahun (penanaman pada bulan Januari 2020). Petani melakukan pengolahan tanah dan melakukan chipping batang kelapa sawit yang telah ditumbangkan. Sebelum penanaman, telah dilakukan pemupukan dengan Dolomit sebanyak 1,5 kg per lubang tanam, diikuti dengan pemberian pupuk ZA dan KCl dengan dosis 1 kg per pohon. 

Hasil monitoring OPT di kebun, terdapat serangan karat daun, bercak daun, embun jelaga dan busuk buah dengan tingkat serangan skala 1-3.  Penyebab karat dan bercak daun diduga disebabkan karena kekurangan unsur hara Magnesium, sedangkan embun jelaga dan busuk buah disebabkan karena kelembaban kebun yang cukup tinggi. 

Monitoring selanjutnya dilakukan pada kebun kelapa sawit miliki Bapak Asnan (Gabungan Kelompok Tani Beringin Jaya). Kelompok tani melaksanakan penanaman kelapa sawit pada bulan Januari 2021 seluas 33 hektar dengan 17 pekebun.  Pekebun melaksanakan budi daya sesuai dengan peraturan program PSR dimana melakukan chipping batang kelapa sawit yang telah tumbang, tetapi tidak melakukan pengolahan tanah.

Pada saat P0 (sebelum tanam), dilakukan pemberian pupuk dolomit (CIRP) dengan dosis 500 gram per lubang tanam dan aplikasi jamur Trichoderma sp. sebanyak 250 gram per lubang tanam. Setelah 3 (tiga) bulan tanam dilakukan pemupukan TSP dengan dosis 250 gram per tanaman, dilanjutkan dengan pemupukan NPK (15:15:15) dengan dosis 250 gram per tanaman pada saat 8 bulan setelah tanam. Pada saat peninjauan ke kebun diketahui bahwa lahan pertanaman tidak terawat, banyak gulma, daun tanaman yang tua berkarat yang diduga karena kekurangan unsur hara berupa Magnesium.


Gambar 2.  Kondisi kebun PSR yang diduga kekurangan unsur hara Magnesium dan terserang penyakit busuk buah

Rekomendasi pengendalian OPT yang diberikan terhadap serangan OPT dan hasil diskusi tentang pencegahan serangan OPT pada kebun PSR adalah sebagai berikut :

  1.    Untuk mencegah munculnya serangan hama Oryctes rhinoceros pada areal PSR maka batang kelapa sawit yang telah ditumbang harus di-chipping.  Perlu dilakukan penanaman tanaman penutup tanah dan tanaman inang predator dan parasitoid di sekitar areal kebun.Apabila terjadi serangan hama Oryctes maka harus dilakukan pengendalian secara terpadu dengan menggunakan perangkap feromon, dan aplikasi jamur Metarhizium pada rumpukan atau sarang-sarang hama.
  2. Gejala berupa karat daun dan bercak daun yang diduga disebabkan oleh kekurangan unsur hara Magnesium, dilakukan pengendalian berupa pemberian pupuk berbahan aktif Magnesium (seperti Kiserit), penyemprotan daun menggunakan Nordox dengan dosis sesuai anjuran, serta memotong pelepah paling bawah untuk selanjutnya dibakar.
  3. Bagi tanaman yang sudah melewati masa pertumbuhan untuk pembentukan vigour batang, pemotongan dan pemusnahan seluruh pelepah yang terserang harus dilakukan. Selanjutnya daun yang tersisa harus disemprot dengan Nordox.   Untuk mengendalikan penyakit busuk buah dan embun jelaga maka perlu mengatur kelembaban kebun, seperti sanitasi kebun

Bagikan Artikel Ini